Bismillah,
Marhaban ya Romadhon,
Bulan Sya'ban adalah bulan menjelang datangnya Romadhon dimana pada zaman generasi sahabat Rosul dahulu disambutnya dengan gembira dan penuh semangat dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi datangnya bulan suci Romadhon. Mari kita isi bulan Sya'ban ini dengan amalan-amalan yang sesuai dengan ajaran Rosululloh dalam menyambut datangnya bulan Romadhon ini. Mari kita hindarkan diri dari amalan-amalan seperti yang dilakukan kebanyakan orang yang tidak sesuai dengan sunnah Rosul, karenabanyak sekali amalan-amalan yang sia-sia yang dipertahankan oleh manusia hanya berdasarkan tradisi dan ajaran nenek moyang yang sampai-sampai menimbulkan bid'ah dan kesyirikan, na'udzubillah min dzalik. Sebagaimana firman Alloh yang melarang kita mengamalkan ajaran-ajaran nenek moyang yang tidak berdasar pada ajaran Alloh dan RosulNya, seperti pada suroh al-Baqoroh ayat 170 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللّهُ قَالُواْ بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ شَيْئاً وَلاَ يَهْتَدُونَ
(Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".)
Oleh karena itu marilah kita persiapkan diri dibulan Sya'ban ini dengan beberapa hal pokok amalan sesuai sunnah Rosul guna menghadapi bulan Romadhon. Mari kita manfaatkan semaksimal mungkin waktu yang tersisa dibulan Sya'ban ini, jangan sampai waktu yang tinggal sekitar setengah bulan ini disia-siakan apalagi tidak peduli atau bahkan tidak tahu bahwa ini bulan Sya'ban karena kesibukan urusan duniawi.
Beberapa hal yang perlu diamalkan dibulan Sya'ban ini, a.l. :
1. Ilmu
Seperti kita ketahui bahwa setiap amalan harus berdasarkan ilmu, jadi kita tidak boleh melakukan amal hanya karena ikut-ikutan tanpa berdasarkan ilmu atau tanpa mempelajari lebih dahulu. Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”
Al Muhallab rohimahulloh mengatakan, “Amalan yang bermanfaat adalah amalan yang terlebih dahulu didahului dengan ilmu. Amalan yang di dalamnya tidak terdapat niat, ingin mengharap-harap ganjaran, dan merasa telah berbuat ikhlas, maka ini bukanlah amalan (karena tidak didahului dengan ilmu). Sesungguhnya yang dilakukan hanyalah seperti amalannya orang gila yang pena diangkat dari dirinya.” (Syarh Al Bukhori libni Baththol, 1/144)
Ibnul Munir rohimahulloh berkata, “Yang dimaksudkan oleh Al Bukhori bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan.” (Fathul Bari, 1/108)
Dan kita harus ketahui bahwa di akhirat nanti, Alloh akan meninggikan derajat orang yang berilmu beberapa derajat berbanding lurus dengan amal dan dakwah yang mereka lakukan. Sedangkan di dunia, Alloh meninggikan orang yang berilmu dari hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan amalan yang dia lakukan.
Sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman dalam suroh al-Mujadilah pertengahan ayat 11:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
(“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”)
Kemudian betapa pentingnya kita menuntut ilmu sebagaimana Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.” (HR. Abu Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no. 2682. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud dan Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Oleh karena itu marilah kita pergunakan bulan ini untuk mempelajari adab-adab puasa sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Banyak sekali buku-buku tentang bagaimana puasa yang benar sesuai dengan ajaran Alloh dan RosulNya yang dapat kita pakai sebagai acuan. Mari kita pelajari dan kita perhatikan apa-apa yang dikerjakan Rosululloh dibulan Romadhon, dan mari kita perhatikan apa-apa perbuatan yang dilarang yang merusak puasa kita atau membuat puasa kita sia-sia, ingat hadits Rosululloh :
"Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, dan berapa banyak orang yang mendirikan ibadah di malam hari, tapi hanya mendapatkan begadang saja." (HR. Ahmad)
Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain, sebut saja contohnya ibadah sholat lima waktu yang mudah tampak oleh setiap mata, puasa tidak demikian. seorang yang melaksanakan sholat atau tidak sholat mudah kita ketahui, tidak membayar zakat dapat kelihatan apalagi ibadah haji lebih mudah untuk rnengetahuinya. Karena ibadah haji adalah ibadah massal yang sangat bersifat demonstrative. Tetapi ibadah puasa bersifat personal dan rahasia hanya Alloh dan kita sendiri yang tahu, oleh karena itu marilah kita tingkatkan kwalitas puasa kita agar lebih baik dari puasa kita tahun lalu.
2. Ibadah
Sebagaimana dilakukan para sahabat sebagai generasi terbaik, dibulan Sya'ban ini banyak diisi dengan ibadah-ibadah guna membiasakan diri menghadapi bulan Romadhon agar kita nanti tidak bermalas-malasan untuk memperbanyak ibadah. Mari kita isi bulan ini dengan meningkatkan sholat malam, membaca al-Qur'an, berdzikir, berpuasa Senin-Kamis atau puasa nabi Dawud 2hari sekali dan berhenti satu hari sebelum masuk puasa Romadhon, bersodaqoh, dan menghindari perbuatan maksiyat, dzolim atau fasik. Dan tentunya semua amalan baik tersebut didasari dengan iman dan taqwa serta keikhlasan dan berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah.
3. Doa
Dalam menghadapi bulan Romadhon ini mari kita banyak berdoa memohon kepada Alloh agar kita diberi umur panjang untuk mencapai bulan yang penuh ampunan itu karena kita tidak tahu apakah satu jam, satu hari, satu minggu atau satu bulan lagi kita mati. Dan marilah kita memohon kepada Alloh agar diberi kekuatan dan kesehatan untuk dapat menjalankan kewajiban shoum Romadhon sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelumnya agar menjadi orang-orang yang bertawa.
Doa adalah pengakuan akan kelemahan makhluk manusia di hadapan Khaliqnya. Dengan doa segala perasaan tercurahkan sehingga terjalinlah hubungan langsung antara Alloh dengan hamba-Nya. Boleh dikatakan hampir setiap orang mengenal doa, dan sering melakukannya. Bahkan seorang pendurhaka sekalipun ketika dalam kesusahan juga memohon dengan berdoa kepada Alloh SWT.
Doa adalah sebuah pengakuan dari seseorang akan kelemahannya. Seseorang yang enggan berdoa, masuk kepada golongan sombong yang merasa bahwa dirinya memiliki kekuasaan dalam memenuhi semua hajat dan keinginannya tanpa memohon bantuan kepada sang Kholiq. Inilah manusia yang melampaui batas lantaran mereka melihat dirinya serba berkecukupan.
4. Melunasi hutang Puasa
Dan kami ingatkan bulan Sya'ban ini adalah bulan terakhir untuk melunasi utang puasa kita tahun lalu. Untuk itu bagi anda dan keluarga yang punya hutang puasa tahun lalu mungkin karena sakit atau bepergian, saat inilah kesempatan terakhir untuk melunasi atau menggantinya. Jangan sampai lupa atau tidak sempat mengganti sampai datang puasa berikutnya sehingga kita menanggung dosa.
Selamat berpuasa, marhaban ya Romadhon
Wallohu a'lam bish-showab
Salam
AA
BACA SELENGKAPNYA....
Marhaban Ya Romadhon
Posted in Marhaban Ya Romadhon on Sabtu, 24 Juli 2010 11.03 by roy zBERUNTUNG YG DAPAT HIDAYAH
Posted in on Jumat, 05 Februari 2010 22.41 by roy zOleh : Ustadz H. Muhammad Usman
sungguh beruntung org yg islam, dapat rizki, hidayah dan hati yg qonaah
BACA SELENGKAPNYA....
HARTA/MAKANAN HARAM AKAN BERDAMPAK PADA KEBURUKAN DAN TERTOLAKNYA DOA
Posted in Harta dan Makanan Haram on Jumat, 22 Januari 2010 14.14 by roy zOleh : Ustadz Sufyan Tsauri LC
Alloh subhanahu wa ta'ala merupakan zat yang maha toyyib(baik), oleh karena itu Dia selalu menyukai hal-hal yang toyiib, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Huroiroh rodhiallohu 'anhu: Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : " Sesungguhnya Alloh baik, tidah menerima kecuali hal-hal yang baik". Selain itu Alloh juga memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal, baik halal dari segi zatnya maupun dari segi cara memperolehnya dengan cara yang halal. Disini perlu ditekankan terutama bagaimana cara manusia mendapatkan harta dan makanan apakah dengan cara yang baik ataukah dengan cara yang bathil, sebagaimana firmanNya dalam surat al Baqarah ayat 172:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
(Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Alloh, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah).
Ditinjau dari segi zatnya, didunia ini banyak sekali makanan yang halal dibanding yang haram oleh karena itu untuk apa kita susah memakan yang haram yang juga akan mendapatkan murka Alloh. Walaupun banyak makanan yang halal akan tetapi semua akan menjadi haram apabila cara mendapatkannya dengan cara yang haram misalnya cara menyembelihnya tidah atas nama Alloh atau memperolehnya dengan mendzolimi orang lain seperti mencuri, merampok atau korupsi.
Kita menyadari bahwa makanan atau harta mempunyai pengaruh yang dominan terhadap orang yang memakannya artinya makanan yang baik, bersih dan halal akan membentuk jiwa yang suci dan jasmani yang sehat sedangkan makanan yang haram akan berdampak kearah keburukan dan membentuk jiwa yang keji dan memberikan keturunan yang buruk pula. Dan dalam riwayat lain Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mencontohkan seorang laki-laki yang sedang menempuh perjalanan jauh dengan rambut kusut berdebu yang menengadahkan kedua tangannya kelangit sambil berdoa: "Ya Robbi, ya Robbi, ya Robbi, ...! sedangkan pakaian yang ia pakai adalah haram, makanan yang ia makan dan minuman yang ia minum juga haram dan hartanya juga haram serta ia dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin doanya akan diterima?" (hadits riwayat Muslim no.1015). Jadi doa yang diminta oleh seseorang yang berada dalam kondisi keharaman seperti makanannya haram, pakaiannya haram dan harta lainnya juga haram, apalagi cara memperolehnya haram pula maka sulitlah kiranya untuk dikabulkan oleh Alloh subhanahu wa ta'ala.
Oleh karena itu mulai saat ini marilah kita terus mensucikan harta kita dan menjauhi makanan serta hal-hal yang diharamkan Alloh, baik dzatnya maupun cara memperolehnya agar kita mendapatkan keturunan yang suci dan agar terkabul setiap doa yang kita panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.
(Arifie)
BACA SELENGKAPNYA....